Translate

Berbagai Versi Quran

Nah bagaimana dengan anda yang Muslim?? Quran juga ternyata mengalami perubahan sehingga sama sekali tidak sama dengan aslinya. Bahkan yang asli sudah hilang sebagai akibat pembakaran yang dilakukan oleh UTHMAN. Yang tersisa hanyalah salinan ( MUSHAF) buatan UTHMAN saja. Nah bagaimana yang berikut ini :



BERBAGAI VERSI QURAN



As-Suyuti (wafat 1505), salah seorang pakar Quran yg paling dihormati mengutip Ibn ‘Umar al Khattab : "Janganlah ada diantara kalian yg mengatakan bahwa ia mendapatkan seluruh Quran, karena bgm ia tahu bahwa itu memang keseluruhannya ? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu, kalian harus mengatakan ‘Saya mendapatkan bagian Quran yg ada’" (As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72).

A’isha, isteri tersayang nabi mengatakan, juga menurut sebuah tradisi yg diceritakan as-Suyuti, "Selama masa Nabi, saat dibacakan, bab ttg ‘the Parties’ berisi 200 ayat. Ketika Usman mengedit Quran, hanya ayat2 sekarang ini (73) yg tertinggal."

As-Suyuti juga menceritakan ini ttg Uba ibn Ka’b, salah seorang sahabat Muhamad:
Sahabat terkenal ini meminta salah seorang Muslim, "Berapa ayat yang ada dalam surah ‘the Parties’?" Katanya, "73 ayat." Ia (Uba) mengatakan padanya, "Dulunya jumlah ayatnya hampir sama dgn Surah ‘Al Baqarah’ (sekitar 286 ayat) dan termasuk ayat perajaman". Lelaki itu bertanya, "Apa ayat perajaman itu ?" Ia (Uba) mengatakan, "Jika lelaki tua atau wanita melakukan zinah, rajam mereka sampai mati."

Spt dikatakan sebelumnya, setelah kematian Muhamad di 632M, tidak ada satupun dokumen tunggal yg memuat kesemua wahyu. Banyak pengikutnya mencoba mengumpulkan semua wahyu yg dikenal dan mencatatkan mereka dalam satu bentuk mushaf. Timbullah kemudian mushaf2 milik sejumlah pakar spt Ibn Masud, Uba ibn Ka’b, ‘Ali, Abu Bakr, al-Aswad, dll (Jeffery, bab 6, mencatat 15 mushaf utama dan sejumlah besar mushaf sekunder). Saat Islam menyebar, kami akhirnya memiliki apa yg kemudian dikenal sbg mushaf metropolitan di pusat2 Mekah, Medinah, Damascus, Kufa dan Basra.

Spt yg kita lihat sebelumnya, Usman mencoba mengatasi situasi kacau ini dgn kanonisasi codex/mushaf Medinah, yang copy2nya dikirim kesemua pusat2 metropolitan diiringi perintah utk menghancurkan kesemua codex lain.

Codex Usman ini dianggap sbg standar teks konsonan, tapi yg kita temukan malah berbagai variasi teks konsonan yg masih hidup juga sampai abad Islam ke 4.

Masalah semakin diperuncing karena teks konsonan tidak dibarengi dgn titik, yaitu titik yg membedakan huruf "b" dari "t" atau "th". Huruf2 lainnya (f dan q; j, h, dan kh; s dan d; r dan z; s dan sh; d dan dh, t dan z) tidak dapat dibedakan. Dgn kata lain, Quran tertulis secara ‘scripta defectiva’/huruf2 defektif alias tidak sempurna. Akibatnya, timbullah berbagai macam arti tergantung dari letak titik.

Vowels membuat masalah yg lebih pelik. Tadinya, Arab tidak memiliki tanda2 bagi
Vowel pendek: teks Arab adalah konsonantal. Walaupun vowel2 pendek ini kadang dihindarkan, mereka bisa ditulis dgn tanda2 orthographical diatas atau dibawah hurufnya—totalnya 3 tanda petunjuk (three signs in all), mengambil bentuk spt komma. Setelah menentukan konsonannya, Muslim masih harus memutuskan vowel mana yg digunkaan: menggunakan vowel berbeda tentunya menghasilkan pembacaan yg berbeda.
Scripta plena, yg memungkinkan teks yg vowel penuh dan teks dgn titik, belum disempurnakan sampai akhir abad ke 9.

Problem yg diakibatkan ‘scripta defectiva’ itu dgn sendirinya mengakibatkan tumbuhnya pusat2 berbeda dgn masing2 tradisi ttg bgm teks itu harus diberi titik atau di-vowel.

Walaupun Usman memerintahkan dihancurkannya semua Quran selain Quran versinya, ternyata masih ada saja mushaf yg lebih tua yg selamat. Spt dikatakan Charles Adams,
"Harus ditekankan bahwa dalam ketiga abad pertama Islam, bukannya terdapat satu bentuk teks tunggal yg diturunkan tanpa perubahan dari jaman Usman, melainkan ribuan versi. Variasi2 ini bahkan mempengaruhi Codex Usman, shg mempersulit perkiraan bagaimana sebenarnya bentuk aslinya."

Ada juga Muslim yg menginginkan codex selain codexnya Usman. Contoh, milik Ibn Mas’ud, Uba ibn Ka’b, dan Abu Musa. Pada akhirnya, dibawah pengaruh Ibn Mujahid (wafat 935), terdapat kanonisasi satu sistim konsonan dan batasan pada variasi vowel yg bisa digunakan dalam teks yg mengakibatkan diterimanya 7 sistim. Namun pakar2 lainnya menerima 10 cara bacaan, sedang masih ada saja yg menerima 14 cara bacaan. Dan bahkan ketujuh codex versi Ibn Mujahid memberikan 14 kemungkinan karena masing2 dari ketujuh codex itu bisa dilacak kpd dua transmitter berbeda, yi,
1. Nafi dari Medinah menurut Warsh dan Qalun
2. Ibn Kathir dari Mekah menurut al-Bazzi dan Qunbul
3. Ibn Amir dari Damascus menurut Hisham dan Ibn Dakwan
4. Abu Amr dari Basra menurut al-Duri dan al-Susi
5. Asim dari Kufa menurut Hafs dan Abu Bakr
6. Hamza dari Kufa menurut Khalaf dan Khallad
7. Al-Kisai dari Kufa menurut al Duri dan Abul Harith

Pada akhirnya 3 sistim bertahan, sistimnya Warsh (d. 812) milik Nafi dari Medina, Hafs (d. 805) milik Asim dari Kufa, dan al-Duri (d. 860) milik Abu Amr dari Basra. Jaman sekarang, 2 versi nampaknya digunakan versi Asim dari Kufa lewat Hafs, yg diberikan ijin resmi dgn diadopsi sbg Quran edisi Mesir th 1924; dan milik Nafi lewat Warsh, yg digunakan di bagian2 Afrika selain Mesir.

http://mengenal-islam.forumphp3.com/viewtopic.php?f=64&t=7